MONKEY FOREST UBUD
Kera Suci dan Film Eat Pray Love
Melangkah masuk ke Mandala Wisata Wenara Wana atau yang lebih dikenal dengan nama Sacred Monkey Forest Sanctuary, hawa sejuk langsung menyapa. Melewati jalan-jalan kecil yang dibentengi dengan pepohonan sembari melihat kera-kera yang bergelantungan akan menambah semarak suasana. Mata tak henti-hentinya diperlihatkan oleh kegiatan-kegiatan kera yang hidup nyaman di sanctuary yang memiliki luas sekitar 27 hektar ini. Ada yang bermalas-malasan di tepian jalan, betina dewasa yang sedang menggendong bayinya yang mungil, dan ada pula kera-kera yang sedang asyik bermain air di kolam dekat pintu masuk. Suaka yang didirikan sejak tahun 1990 ini memang menjadi rumah bagi lebih dari 605 ekor kera Bali (Macaca fascicularis).
Ketika Ubud mulai membuka diri kepada wisatawan, ada ketakutan dari penduduk setempat bahwa keberadaan wisatawan nantinya akan mengganggu habitat kera yang hidup di Padangtegal, desa paling hijau di Ubud. Akhirnya masyarakat membangun sebuah suaka di kawasan yang paling disakralkan karena memiliki pura yang didirikan pada pertengahan abad ke 14 M. Ada 3 pura yang berada di kawasan Monkey Forest Ubud: Pura Dalem Agung yang terletak di bagian barat daya, Pura Beji yang memiliki struktur "Tiga Mandala" dan Pura Prajapati sebagai tempat kremasi. Pura Beji yang terletak di dekat sungai kecil memiliki sebuah kolam yang dulunya digunakan sebagai tempat untuk menyucikan diri. Konon katanya, bagi pengunjung yang berdoa lalu melempar koin ke kolam ini doanya akan terkabul. Masyarakat setempat percaya bahwa hutan ini merupakan tempat untuk berhubungan dengan dunia spiritual. Kesakralan Monkey Forest Sanctuary ini juga bisa dilihat dari banyaknya sesajen di sisi patung-patung yang berada di sisi jalan atau di depan pura dan di dekat pohon-pohon besar.
Kera-kera yang hidup di hutan ini tampak akrab dengan manusia. Masyarakat Bali percaya bahwa kera merupakan perwujudan energy positif dan negative. Hal ini memiliki kaitan dengan kisah epic Ramayana dan kisah dalam Tari Barong. Kera dimanifestasikan sebagai lambang kebaikan seperti yang terlihat dalam tokoh Hanoman, kera yang ditugaskan Rama untuk menolong Sita dari tangan Rahwana. Kekuatan jahat kera bisa dilihat dari karakteristik kera-kera antagonis yang menjadi pasukan Rahwana. Namun, kera-kera yang berada di Monkey Forest ini dianggap suci dan dilindungi masyarakat Bali. Mereka percaya bahwa kera mampu menjaga keberadaan pura untuk melawan energi dan jiwa jahat. Banyak wisatawan mengatakan bahwa kera-kera yang ada di sini sangat menggemaskan dan lebih ramah dibanding dengan kera-kera yang ada di Pura Uluwatu. Para pengunjung dengan leluasa bisa melakukan atraksi memberi pisang pada kera tanpa takut diserang. Namun ada beberapa insiden yang membuat kita harus lebih hati-hati. Seorang pengunjung asal Taiwan yang mendadak terkenal karena foto saat dua ekor kera sini menarikdress-nya dimuat di Daily Mail. Ada pula kejadian saat seorang fotografer lalai meletakkan tempat lensa, seekor kera langsung menyambar dan mengunyah tempat lensa tersebut.
Keindahan alam Monkey Forest Sanctuary ternyata tidak hanya bisa dilihat dari keseimbangan yang terjaga antara alam dan manusia yang termanifestasikan lewat suaka ini. Bila Anda pernah melihat film Eat Pray Love yang dibintangi Julia Roberts, tampak ada satu adegan dimana sang pemeran utama bersepeda di bawah rindangnya pepohonan. Pada awalnya scene tersebut mengambil lokasi di tempat lain namun karena suatu hal akhirnya Sacred Monkey Forest Sanctuary menjadi pilihan. Pohon-pohonnya yang rindang serta alamnya yang asri dirasa tepat untuk menjadi lokasi shooting. Memang scene tersebut bukan sceneutama. Tapi dari hal itu terlihat jelas bahwa suaka ini mampu membuat Hollywood jatuh cinta.
Jam buka pukul 08.00 - 18.00 WITA
Tiket: Rp 20.000 (data diperoleh Bulan April 2012, harga dapat berubah sewaktu-waktu)
0 komentar:
Posting Komentar